Siaran Pers | DETaK
Banda Aceh – Kondisi Aceh belakangan ini sangat memprihatinkan menjelang pesta politik memasuki fase darurat. Pasalnya besarnya gesekan politik yang terjadi saat ini menjurus kekerasan dan pembunuhan.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), di Aceh lebih dari 50 kasus yang terjadi selama beberapa bulan terakhir.
“Kondisi seperti ini yang kemudian menjadi masalah. Dan kami dari Aliansi Pemilu Anti Kekerasan (APAK) mengutuk keras para pelaku kekerasan di Aceh,” kata Reza Maulana, kepada detakusk.com, melalui siaran pers, Selasa, 1 April 2014.
Kepentingan politik dan golongan yang sangat ambisius, yang cenderung anarkis menempatkan masyarakat sipil menjadi sasaran. Termasuk kejadian yang terjadi tadi malam, di Bireun, Senin, 31 Maret 2014, menewaskan tiga masyarakat sipil.
“Sangat di sayangkan kekerasan di Aceh terkesan dibiarkan dan seolah-olah menjadi hal yang lumrah terjadi,” kesalnya.
Aceh kini memasuki era yang kemunduran. Sederet kekerasan dan pembunuhan yang terjadi belakangan ini tidak bisa dimaafkan. “Pihak keamanan harus mampu mengusut dan menyelesaikan kasus tersebut. Jika tidak sangat berpotensi semakin parah hingga pemilihan presiden Juli mendatang,” tegas dia.[]
Editor: Murti Ali Lingga