Beranda Headline Aceh Punya Peran Strategis

Aceh Punya Peran Strategis

BERBAGI
Upacara Pembukaan ASEAN Student Conference, Gedung AAC Dayan Dawood, Unsyiah. 17/4/2018 (Devy Alya Pratama/DETaK)

Maisyarah Rita | DETaK
Darussalam- Aceh punya peran strategis, hal ini diungkapkan oleh Nurdin Husin, staf ahli Gubernur bidang hukum dan politik Aceh, dalam pembukaan kegiatan Asean Student Conference (ASC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bertempat di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah pada Selasa, 17 April 2018.

Nurdin dalam sesi sambutan kegiatan yang mengusung tema “The Life Behind Us” tersebut menyatakan bahwa Aceh memiliki peran strategis dalam menghambat laju perubahan iklim dunia. “Aceh punya tutupan hutan yang luas sehingga ini seiring dengan komitmen nasional Indonesia yang disampaikan Jokowi,” ungkap Nurdin.

Melalui kegiatan yang dibukanya secara resmi, Nurdin berharap Aceh dapat melahirkan langkah-langkah strategis dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“Pemuda dan pelajar bergerak punya peran strategis dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai isu perubahan iklim,”

Iklan Souvenir DETaK

Kemudian lebih lanjut Nurdin mengungkapkan bahwa Aceh siap berkomitmen untuk menjaga hutan yang diwujudkan dalam program fokus besar Aceh yaitu Aceh Green. Menurutnya, Aceh sudah sejak dulu memiliki komitmen besar untuk menjaga hutan melalui peran Panglima Uten yang saat ini sudah mulai melemah, karena tidak berdaya menghadapi korporasi besar yang hebat dalam melakukan deforestasi.

“Tidak cukup negara, penjagaan hutan juga harus perlu melibatkan Panglima Uten dan berbagai elemen lainnya, sehingga dalam negosiasi perdagangan karbon di London pun kami tetap membawa peran Panglima Uten yang harus dikembalikan fungsinya dan diberi penghargaan,” lanjut Nurdin.

Meskipun demikian, Nurdin menegaskan bahwa tanpa bantuan asing pun, Aceh tetap berkomitmen untuk menjaga luas tutupan hutan.

“Tanpa bantuan asing pun, kami memang punya komitmen untuk menjaga hutan Aceh,” tegasnya.

Nurdin juga tidak menapikkan bahwa Aceh berkeinginan untuk mengembangkan sektor pembangunan industri  dan investasi lainnya yang kerap kali korelasinya bertentangan dengan langkah konservasi.

“Tapi kita tetap  punya solusi dengan menerapkan izin pembangunan dengan izin lingkungan, maka dari itu AMDAL ditegakkan setegak-tegaknya,” lanjutnya lagi.

Sejalan dengan Nurdin, Sekretaris Jendral Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah, Alfian Rinaldi juga mengharapkan dengan adanya konferensi ini dapat melahirkan solusi-solusi terkait permasalahan lingkungan hidup yang dapat diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga solusi yang dilahirkan melalui diskusi dalam konferensi ini nantinya sejalan dengan slogan Soekarno yang diabadikan di Tugu Unsyiah, ‘Tekad bulat melahirkan perbuatan yang nyata’,” seru Alfian bersemangat seraya turun dari podium panggung.

Kegiatan utama ASC sendiri terdiri dari 3 kegiatan seminar internasional, seminar lingkungan, dan talkshow internasional, yang akan berlangsung pada Selasa-Rabu, 17-18 April 2018 mendatang.[]

Editor: Novita Sary Saputri