Beranda Feature Merajut Kembali Asa di Tengah Kegagalan

Merajut Kembali Asa di Tengah Kegagalan

(Dok. Pribadi)
loading...

Agika Putri Ya Rahim | DETaK

Olahraga menjadi kebiasaan yang sering dilakukan bagi setiap orang pada umumnya. Ke tingkat yang lebih lanjut, dapat menjadi profesi atau cita-cita. Berbagai manfaat akan didapat apabila olahraga dilakukan secara rutin dan optimal. Banyak jenis, tentunya olahraga memiliki peraturan cara bermain yang berbeda-beda pula. Badminton atau yang juga sering disebut Bulu Tangkis, merupakan salah satu jenis olahraga yang populer di kalangan umum, terutama di kalangan pemuda Indonesia. Badminton menjadi pilihan Muhammad Fathur Ridha, seorang mahasiswa Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sebagai ladang meraih prestasi.

Sosok Muhammad Fathur Ridha hadir sebagai juara dan mendapatkan mendali perak beregu di ajang PORA (Pekan Olahraga Aceh) XIII cabang Badminton. Selain itu, ia juga  pernah mengikuti Turnamen Badminton dalam LIGA Mahasiswa Nasional di Malang, Jawa Timur.

Alumni SMP Negeri 3 Banda Aceh ini sebelumnya akitf di klub PB Perhubungan Banda Aceh sejak kelas 2 SMA. Ketika masih di bangku sekolah, Fathur pernah mengalami kegagalan pada setiap perlombaan yang diikutinya. Putus asa menyelimuti dirinya, sampai ia berkeinginan gantung raket. Namun, seiringnya waktu memasuki dunia perkuliahan, Fathur mulai bangkit kembali untuk belajar dari tahap awal lagi hingga ia memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai anggota di UKM Bulu Tangkis Unsyiah pada 2015. Pemuda kelahiran 3 September 1997 mengantongi dukungan orangtuanya dalam bergelut di dunia Bulu Tangkis. Razali dan Nurhikmah mendukung apa yang menjadi keputusan putra sulungnya ini, asalkan ia tidak meninggalkan kewajibannya sebagai mahasiswa.

(Dok. Pribadi)

Motivasi awalnya bergabung dengan UKM Bulu Tangkis Unsyiah hanya karena ingin menambah teman-teman baru saja. Namun, setelah ia diangkat menjadi Ketua Pembinaan di UKM Bulu Tangkis,  ternyata Fathur mempunyai keinginan lain, yaitu menjadi seorang atlet Bulu Tangkis. Pemain Bulu Tangkis asal Banda Aceh ini juga menjadi Juara Ganda Putra Unsyiah Game Badminton dan mendapatkan medali Perak. Pada tahun 2017,  Fathur kembali meraih Juara 1 Ganda Campuran mahasiswa se Aceh pada event Rektor Cup Unsyiah ke-7 dan kembali mendapatkan mendali emas.

Pada dasarnya, Bulu Tangkis juga termasuk permainan cepat sehingga membutuhan gerak refleks untuk meningkatkan kebugaran yang tinggi. Sehari-hari, Fathur melakukan latihan rutin pada malam hari, yaitu Senin sampai Kamis dan pagi di hari Sabtu dan Minggu. Untuk menjaga kesehatannya, ia tidur cukup dengan 9 jam perhari. Pada saat menjelang perlombaan, Fathur biasanya membawa pisang 1 sisir untuk menjaga staminanya. Selain menjadi atlet Bulu Tangkis, si penyuka warna merah ini juga kerap menggambar sketsa, seperti sketsa gambar animasi, dan lainnya untuk mengisi waktu luangnya.

Baginya, Badminton merupakan olahraga yang bagus untuk menghilangkan rasa jenuh, sekaligus untuk menjaga stamina tubuh. Olahraga ini yang paling menyenangkan bagi Fathur, walaupun dalam Olahraga juga harus mengeluarkan biaya untuk peralatan yang diperlukan. Fathur juga mengagumi beberapa atlet Bulu Tangkis lainnya diantaranya Zheng Siwei dari Ganda Campuran  asal Cina dan Kento Momota dari Tunggal Putra asal Jepang.

Meski pernah melalui masa lalu yang membuatnya berputus asa, ia tak berlarut-larut dan perlahan kembali bangkit. Kegagalan yang pernah dialaminya dalam perlombaan dijadikan sebagai pengalaman dan intropeksi diri, karena ia percaya suatu saat akan ada rasanya menjadi pemenang dan yang terpenting jangan pernah berputus asa. Jangan menyerah dan selalu bersyukur. Fathur juga akan berusaha lebih giat dan rajin dalam segala hal agar dapat menjadikan dirinya lebih baik lagi. []

Editor: Fazrina Nabillah