Peran Orang Tua dalam Psikologi Perkembangan Anak

0
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Ilustrasi (Sumber: Google)

Artikel | DETaK

Ilustrasi (Sumber: Google)

Bahwa setiap manusia itu tumbuh mulai dari anak-anak, remaja dan berakhir menjadi dewasa, perlu diketahui secara kodrat setiap anak membawa variasi dan irama perkembangannya sendiri, perlu diketahui juga setiap orang tua, agar ia tidak bertanya-tanya bahkan bingung atau bereaksi negatif dalam menghadapi perkembangan anaknya. Hal ini sebenarnya wajar, karena pasti setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Akan tetapi seharusnya orang tua seharusnya harus bersikap tenang sambil mengikuti terus menurus pertumbuhan anak, agar pertumbuhan itu sendiri terhindar dari gangguan apa pun, yang tentu saja akan merugikan.

Ketidak tenangan orang tua dalam mengahadapi perkembangan sang anak akan berpengaruh negatif bagi sang anak, ada kondisi-kondisi anak akan merasa tertekan karena terlalu di kekang oleh orang tuanya yang mengakibatkan anak keterbelakangan mental sehingga tidak mampu bergaul dengan lingkungannya lagi hal ini akan menghambat perkembangan sang anak itu sendiri dan ada pula anak yang terjerumus dalam pergaulan bebas sehingga melibatkan anak pada narkoba, sex bebas dan lain sebagainya kondisi ini di akibatkan karena ketidak tenangan orang tua dalam mendidik dan mengawasi anak-anak-anaknya. Sehingga orang tua menjadi sibuk sendiri dengan dirinya yang membuatnya tidak sadar bahwa anaknya sudah lepas dari pengawasannya.

Ketenangan orang tua di butuh dalam mengahadapi perkembangan anak itu penting di karenakan karena dengan kondisi tenanglah orang tua akan memahami kejiwaan sang anak, sehingga apabila orang tua memahami kejiwaan anaknya dengan baik maka secara otomatis langkah-langkah yang akan di ambil dalam mendidik dan mengawasi perkembangan anak akan menjadi langkah-langkah yang tepat dan tidak salah kaprah sehingga berpanguruh negatif dalam perkembanga jasmani dan rohani sang anak.

Hal ini berlaku juga dalam mengahadapi pertumbuhan pemuda, secara psikofisis. Lantas kemudian muncul pertanyaan, lalu aspek-aspek manakah yang paling mempenagruhi perkembangan manusia? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu terlebih dahulu mengetahui hakikat manusia itu sendiri.

Konsep pemikiran Al-Ghazali tentang manusia sangat komprehensip. Ia mengungkap manusia tidak hanya dari sudut pandang jasmaninya saja, tapi juga aspek rohaninya. Hakikat manusia menurut Al-Ghazali ialah jiwanya (an-nafs). Al-nafs yaitu substansi yang tersendiri, yang mempunyai daya mengetahui, bergerak dengan kemauannya dan penyempurna bagi bagian-bagian lainnya.

Manusia menurut Al-Ghazali hidup di dunia ini mempunyai tujuan yang jelas yaitu tercapainya kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat, sedangkan tujuan akhirnya ialah tercapainya kebahagiaan akhirat yang puncaknya yaitu dekat dengan Allah dengan cara bertemu dan melihat Allah yang di dalamnya terdapat kenikmatan-kenikmatan yang menyeluruh yang tidak pernah diketahui oleh manusia ketika di dunia. Karena hakikat manusia itu jiwanya, maka menurut Al-Ghazali jiwalah yang akan mendapatkan kesenangan dan penderitaan nanti di akhirat kelak.

Indonesia adalah Negara yang kaya sumber daya alam, namun perlu kita garis bawahi bersama bahwa sumber daya alam bukanlah modal utama dalam membangun Negara yang sejahtera melainkan yang menjadi modal utama adalah sumber daya manusia. Sebagaimana yang di jelaskan oleh Al-ghazali bahwa hakikat manusia adalah tercapainya kebahagian dan untuk mendapatkan haknya tersebut kita harus melatih diri sebaik mungkin. Melalui pendidikan yang berkualitaslah sumber daya manusia ini bisa terlahir.

Pendidikan yang berkualitas bukan hanya di lihat dari pendidikan formal saja, harus kita pahami bersama bahwa pendidikan bagi seorang anak dalam perkembangan. Ia melibatkan tiga unsur pendidikan yaitu keluarga, masyarakat dan pendidikan formal. Keluarga adalah pendidikan paling pertama yang membentuk diri seorang manusia, karena itu adalah lingkungan pertama yang di kenal seorang anak dalam perkembangan jiwanya. Kemudian baru masyarakat setelah itu barulah pendidikan formal yang akan memoles mereka menjadi pribadi yang kaya dengan ilmu pengatuhan, kalau ketiga-tiga unsur ini adalah lingkungan yang baik, produktif maka anak-anak tersebut akan tumbuh sebagai anak-anak yang baik dan produktif juga dan begitu juga sebaliknya.

Isu kenapa Negara kita belum sejahtera hingga sekarang? sepertinya akan terus menjadi perbincangan yang akan selalu hangat untuk di bicarakan, isu ini seharusnya menjadi PR kita semua selaku rakyat, pertama sekali adalah kalangan orang tua selaku pemegang tongkat kekuasaan di masa sekarang mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mempersiapkan para anaknya-anaknya menjadi penurus yang lebih baik dari mereka.

Bagi khusus orang tua sudah selayaknya mulai dari sekarang harus benar-benar mengawasi perkembangan psikologi anak, sehingga setiap anak-anak dapat tumbuh dengan baik dan juga dalam perkembangan pertumbuhan sang anak perlu juga kerja sama yang baik antara keluarga, masyarakat dan lembaga-lemabaga pendidikan formal sehingga dapat melahirkan generasi bangsa yang baik dan berkualitas, sehingga impian kita untuk hidup bahagia dan sejahtera dapat terwujud secepat mungkin.[]

Penulis adalah Rozi Jurliandika, mahasiswa Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI).

Editor: Riska Iwantoni

Comments

comments

alterntif text

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY