Beranda Terkini Unsyiah Taksir Peluang Lahirnya UKM Baru Terus Bertambah

Unsyiah Taksir Peluang Lahirnya UKM Baru Terus Bertambah

BERBAGI
Pewarta sedang melakukan wawancara di kantor Wakil Rektor III Unsyiah (5/4/18) (Dok. Pribadi)

Anis Rahmani | DETaK

Darussalam –  Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menaksirkan peluang lahirnya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baru akan terus bertambah untuk tahun kedepannya. Hal ini disampaikan oleh Alfiansyah Yuliannur selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Alumni saat ditemui DETaK di kantornya pada Kamis, 5 April 2018.

Terkait pembentukan UKM baru ini, Alfian menjelaskan bahwa latar belakang berdirinya sebuah UKM dikarenakan adanya inovasi dari mahasiswa untuk mengembangkan diri maupun usulan dari pihak rektor.

Iklan Souvenir DETaK

“Dengan begitu akan sangat memungkinkan UKM akan terus bertambah,” ungkap Alfiansyah optimis.

Pada awal tahun 2018, Unsyiah telah meresmikan dua UKM baru. Kedua UKM baru tersebut adalah UKM Gerakan Mahasiswa Anti Narkoba (Geman) dan UKM Literasi yang merupakan bagian dari perpustakaan Unsyiah.

Alfiansyah Yulianur, mengatakan bahwa UKM Literasi hadir berdasarkan inovasi dari banyaknya keterlibatan mahasiswa dalam menggerakkan dan melancarkan acara-acara unggulan di perpustakaan. Dengan adanya kontribusi mahasiswa ini, dirasa layak untuk dibentuk menjadi suatu UKM.

“UKM  Geman hadir dengan adanya MoU antara ikatan keluarga anti narkoba dengan pihak rektor dan dari pihak Geman sendiri kemudian menghendaki adanya UKM,” tambah Alfian.

UKM ini tidak serta-merta bisa berdiri dengan sendirinya, melainkan ia harus memenuhi syarat dan kriteria umum yaitu memiliki tujuan, visi dan misi, program kerja, Human Resources Departement (HRD), rapat pengurus dan struktur kepengurusan yang jelas.

Alfian menuturkan, unit kegiatan mahasiswa mampu membentuk karakter seseorang atau skill, dimana hal ini sangat diperlukan dalam dunia kerja nantinya.

“Mahasiswa harus sadar bahwa ketika ia kuliah di sebuah universitas, unit kegiatan mahasiswa yang mampu membentuk karakter, dan karakter ini terbagi dua yaitu karakter moral dan akhlak serta karakter kinerja. Karakter tersebut hanya bisa terbentuk di kegiatan non akademik. Pada dunia kerja,  sebanyak  20% kita memerlukan kemampuan akademik, sementara selebihnya, 80% yang kita perlukan adalah skill,”. []

Editor: Novita Sary Saputri