Beranda Terkini Peran BPB Unsyiah dalam Optimalisasi Status BLU Unsyiah

Peran BPB Unsyiah dalam Optimalisasi Status BLU Unsyiah

Ketua BPB saat dimintai keterangannya. 27/03/19 (Agika Putri | DETaK)

Cut Siti Raihan | DETaK

Darussalam– Badan Pengembangan Bisnis (BPB) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan sebuah lembaga yang bertugas untuk melaksanakan pengelolaan dan pengembangan unit usaha serta mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber pendanaan universitas. Badan ini dibentuk sejak adanya perubahan status Unsyiah dari Satuan Kerja (Satker) menjadi Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (PTNBLU) pada Mei 2018 lalu.

Seperti yang diungkapkan oleh Mulyadi Adam, Ketua BPB Unsyiah, bahwa adanya lembaga ini dikarenakan terdapat perubahan pola sistem keuangan di Unsyiah.

“Lembaga ini berdiri pada bulan Juni 2018 lalu. Karena adanya perubahan status Unsyiah dari Satker menjadi BLU, lalu terbentuklah badan ini agar Unsyiah dapat mengelola keuangannya secara lebih mandiri. Juga untuk mencari inovasi pengembangan agar dapat menambah jumlah keuangan Unsyiah. Universitas di luar sana yang sudah berstatus BLU juga sudah mendirikan Badan Pengembangan Bisnis ini, walaupun dengan nama yang berbeda-beda,” ungkapnya saat ditemui di ruangannya pada Selasa, 27 Maret 2019.

Baca juga: BPB Unsyiah Gagas Unsyiah Mall untuk Mahasiswa

Peran dan fungsi badan ini bagi Unsyiah adalah sebagai pendapatan umum, karena Unsyiah sendiri masih tergolong rendah dalam hal pendapatan.

“BPB ini sebagai general revenue, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Unsyiah hanya sekitar 240 Milyar per tahun. Bagaimana dengan adanya lembaga ini bisa menambah pendapatan bagi Unsyiah. Kasarnya badan ini sebagai “pencari dana” sehingga pelayanan Tridarma menjadi lebih baik,” terang Mulyadi.

Badan ini masih tergolong baru, sehingga masih perlu banyak pembenahan dan program untuk kedepannya.

“Kita kan tidak terlepas dari Tridarma Perguruan Tinggi, bagaimana nantinya unit bisnis yang baru ini dapat bekerja sama dengan semua pihak, sehingga dapat berkembang secara optimal,” tandasnya.[]

Editor: Herry Anugerah