Beranda Terkini Aksi Mahasiswa: Stop Apatis dan Kecam Rezim Anti Kritik

Aksi Mahasiswa: Stop Apatis dan Kecam Rezim Anti Kritik

BERBAGI
Suasana aksi mahasiswa, 28/10/2017. (Ulpa Amalia[AM]/DETaK).

Ulpa Amalia[AM]|DETaK

Darussalam – Mahasiswa Univesitas Syiah Kuala (Unsyiah) melakukan seruan aksi mengajak pemuda dan mahasiswa untuk mengecam pemerintah yang anti kritik dan cacat demokrasi pada tanggal 28 Oktober 2017 di Gerbang Kopelma Unsyiah. Aksi ini dilaksanakan bertepatan dengan peringtan Hari Sumpah Pemuda serta mengingat keadaan Indonesia yang seperti sekarang ini, yaitu darurat demokrasi rezim anti kritik.

Berdasarkan peristiwa yang terjadi beberapa hari yang lalu, mahasiswa ditangkap dan dipenjarakan karena mengadakan demo di depan Istana Negara.

Iklan Souvenir DETaK

“Padahal Jokowi pernah berjanji bahwasanya dia rindu didemo dan apabila ada yang mendemo dia dan jika ada yang menyuarakan kenbenaran akan dibawa ke Istana tapi realisasinya kawan-kawan, hari ini orang-orang yang bersuara di depan Jokowi malah diciduk dan dipenjarakan. Tolong sampaikan amanah kami kepada pemerintah, lepaskan teman –teman kami yang ditahan, namun bila memang permintaan ini tidak direalisasikan maka tidak menutup kemungkinan akan ada aksi yang lebih besar lagi dari ini,” Pungkas sang orator, Ambia Samsuri.

Ambia Samsuri menghimbau bahwa tidak ada mahasiswa yang bertindak kriminal

“Tanamkan pada diri kita apabila ada yang mengatakan mahasiswa itu kriminal, itu salah,” ucapnya.

Ambia Samsuri juga turut menyuarakan suara mahasiswa yang menuntut dan menggugat kepekaan pemuda dan para mahasiswa untuk berperan aktif serta berhenti bersikap apatis.

“Kami mengingatkan kepada generasi muda Aceh, mengingatkan kepada generasi muda indonesia bahwasanya engkau sudah terlalu lama tertidur wahai pemuda dan mahasiswa, engkau sudah terlalu lama diam, engkau sudah terlalu lama senyap, engkau sudah terlalu lama terima untuk dibungkam. Hari ini kami menuntut dan menggugat kepekaan kawan–kawan untuk tidak apatis dan selalu bergerak selaku mahasiswa Indonesia,” lanjutnya.

Masa aksi juga mempertanyakan  keberadaan eksistensi para pemuda terkhusus mahasiswa, apakah mahasiswa hanya memikirkan lulus kuliah, kemudian mendapat pekerjaan, sukses, sejahtera keluarga sedangkan bagaimana rakyat jelata yang tidak ada yang memikirkan kesejahteraan mereka.

Pasalnya, berdasarkan pernyataan dari Ikhwan Kartiwan salah satu orator aksi lagi, bahwa mahasiswa sekarang sudah terlena dengan sistem yang dibuat pemerintah dan birokrasi kampus, yang menekankan mahasiswa  untuk mendapatkan IP tinggi sehingga kebanyakan mahasiswa aktif demi mendapatkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) dan lupa bahwa fungsi utama mahasiswa adalah mengawasi dan mengontrol arah perkembangan bangsa dan setiap bentuk kebijakan pemerintah.

”Adanya aksi ini untuk menggugat dan membangunkan mahasiswa untuk tidak dilenakan dengan sistem pemerintah dan birokrasi kampus yang membuat mahasiswa menjadi tidak peka terhadap apa yang terjadi di pemerintahan sekarang,” pungkas Ikhwan Kartiwan.[]

Editor: Dhenok Megawulandari