Beranda Terhangat MPM dan DPM Unsyiah Adakan Seminar Nasional Sekolah Parlemen Mahasiswa

MPM dan DPM Unsyiah Adakan Seminar Nasional Sekolah Parlemen Mahasiswa

Fachrul Razi saat memaparkan materi seminar. 06/12/2019 (Della Novia Sandra [AM] | DETaK)
loading...

Indah Latifa [AM] | DETaK

Darussalam- Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengadakan Seminar Nasional Sekolah Parlemen Mahasiswa. Kegiatan yang mengusung tema “Menciptakan Legislator yang Berwawasan Demokratis, Aspiratif, dan Solutif sebagai Patron Menuju Cita-Cita Bangsa” ini diadakan di Event Hall Gedung Academic Activity Centre (AAC) Dayan Dawood pada Jumat, 6 Desember 2019.

T.M. Shandoya selaku ketua panitia mengatakan tujuan seminar ini untuk menciptakan legislator-legislator muda yang mempunyai mimpi untuk menjadi anggota legislatif nantinya.

loading...

“Tujuan seminar ini yaitu memberikan pemahaman tentang ketatanegaraan atau pengelolaan kampus yang dianggap sebagai miniatur dari sebuah negara. Selain itu, juga untuk mencetak legislator-legislator muda yang bermimpi atau mempunyai tekad menjadi anggota legislatif,” ujarnya.

Seminar ini turut menghadirkan Muhammad Nasir Djamil selaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dan Fachrul Razi selaku senator Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) sebagai pemateri.

“Sekolah parlemen ini sangat penting untuk mahasiswa. Apabila MPM dan DPM tidak menjalankan fungsinya dengan baik, maka mahasiswa dapat membuat lembaga baru yang disebut ekstra parlemen. Apa itu? Yaitu civil society yang digerakkan oleh mahasiswa,” jelas Muhammad Nasir Djamil saat memaparkan materinya.

Sementara itu, Fachrul Razi menjelaskan tentang kondisi parlemen Indonesia yang tidak lama lagi akan mengalami ledakan demografi.

“Potret parlemen Indonesia hari ini mengalami lampu merah. Tahun 2030 Indonesia akan mengalami yang namanya bonus demografi. Yang terjadi adalah tingkat populasi parlemen muda melejit dari 30% menjadi 70%. Aceh dari lima tahun lalu telah mengalami ledakan demografi yang lebih cepat dari nasional. Mereka lebih cepat mendapatkan informasi baik dalam negeri maupun luar negeri karena mereka aware dengan media sosial,” ungkapnya. []

Editor: Cut Siti Raihan