Beranda Terhangat Mahasiswa Bahasa Inggris Wakili Unsyiah di EPIC Camp

Mahasiswa Bahasa Inggris Wakili Unsyiah di EPIC Camp

BERBAGI
Dua delegasi Aceh yang mengikuti EPIC Camp 2018. (Dok. Pribadi)

Eureka Shittanadi | DETaK

Darussalam – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menjadi salah satu delegasi yang mewakili Aceh pada kegiatan (Empowered, Prepared, Insured, and Connected Camp) EPIC Camp atau pelatihan internasional calon guru Bahasa Inggris yang kembali diadakan pada tahun 2018 selama dua minggu terhitung sejak 8 hingga 20 Januari 2018 di Surabaya. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Kementrian Luar Negri Amerika Serikat di bawah Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia.

Setelah melalui berbagai tes, total delegasi yang terpilih pada program pelatihan calon guru Bahasa Inggris masa depan ini adalah sebanyak 48 delegasi dari Indonesia dan 5 delegasi dari Timor Leste.

Iklan Souvenir DETaK

Aceh sendiri berhasil meloloskan sebanyak dua orang delegasi yang berasal dari Unsyiah dan UIN Ar-Raniry, yakni Riki Muhamanda dan Farah Dina.

Riki Muhamanda adalah mahasiswa Bahasa Inggris angkatan 2014 yang juga bekerja sambilan sebagai pengajar TOEFL di Pusat Bahasa Unsyiah. Sementara, Farah Dina adalah mahasiswa Bahasa Inggris UIN Ar-Raniry. Keduanya juga aktif mengajar di komunitas sama yang diinisiasi oleh Riki Muhamanda, yakni U.S Goes to Children.

Riki Muhamanda, salah satu peserta EPIC Camp 2018 yang berasal dari Unsyiah. {Dok. Pribadi}

Riki mengaku bahwa ia sangat menikmati program pelatihan ini dan juga berharap akan dapat mengimplementasikan ilmu yang ia dapat selama pelatihan di komunitasnya dan juga sebagai bekal ilmu mengajarnya di masa mendatang.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami. Saya berharap setelah saya kembali ke Aceh nanti saya dapat mengimplementasikan ilmu yang telah saya dapatkan dari pelatihan ini pada proses pengajaran yang saya lakukan di US. Goes to Children, Pusat Bahasa Unsyiah, dan lembaga/komunitas lain yang saya geluti serta mendapatkan dukungan dari pihak kampus,” ungkap Riki kepada wartawan detakusk.com melalui telepon.

Sementara, selama pelatihan berlangsung, para delegasi belajar terori-teori mengenai cara mengajar yang menarik dan juga interaktif menggunakan pendekatan-pendekatan dan metode pembelajaran Bahasa Inggris yang pernah ada serta melakukan praktik langsung mengenai teori yang telah diajarkan tersebut.[]

Editor: Fazrina Nabillah