Beranda Siaran Pers Unsyiah Bawa Pulang 5 Piala di Ajang NMCC Manado

Unsyiah Bawa Pulang 5 Piala di Ajang NMCC Manado

BERBAGI
Foto Bersama Tim Alsa LC Unsyiah (Dok. Panitia) 15/02/17.

Banda Aceh – Tim ALSA LC Unsyiah berhasil meraih juara II dalam perlombaan peradilan semu di ajang National Moot Court Competition (NMCC) Piala Mahkamah Agung XX di Manado yang diselenggarakan pada tanggal 10-13 Februari 2017 oleh Universitas Sam Ratulangi, Manado.

“Senang, bangga, dan sedikit kecewa juga, sebab enggak bisa jadi juara pertama cuma karena selisih 10 poin. Universitas Syiah Kuala poinnya 1866, sementara  Universitas Airlangga yang menjadi pemenang poinnya 1876” ungkap Taufan Girsang selaku pelatih tim ALSA LC Unsyiah.

Selain dapat merebut juara 2, ALSA LC Unsyiah juga mendapatkan 4 penghargaan lainnya seperti 3 penghargaan terbaik pada babak penyisihan yakni Majelis Hakim Terbaik, Penasihat Hukum Terbaik, dan Panitera Terbaik. Serta 1 penghargaan diraih pada babak final yaitu Hakim Terbaik.

Iklan Souvenir DETaK

Ketua delegasi (Kadel) NMCC Piala MA XX, Muhammad Waliyullah juga ikut mencurahkan perasaannya setelah membawa pulang 5 piala sekaligus. Menurutnya, berkat kerja keras tanpa henti teman-teman delegasi, pelatih, teman-teman ALSA LC Unsyiah, hingga alumni Fakultas Hukum Unsyiah yang tidak pernah lelah membimbing dan memanjatkan doa, akhirnya tim ALSA LC Unsyiah dapat membawa pulang 5 piala.

“Selama 4 bulan menjadi kadel tentu bukanlah hal yang mudah ditambah segala rasa lelah yang ada saat pembuatan berkas, latihan, perwatakan, persidangan, vokal, hingga permasalahan dan cobaan yang dihadapi delegasi, namun kini semua sudah terbayar” ujar Kadel yang kerap dipanggil Wali ini.

Director of ALSA LC Unsyiah, Agung Arifadilla, berharap tim ALSA LC Unsyiah tahun depan dapat lebih bekerja keras lagi untuk mendapatkan juara 1 di ajang NMCC Piala MA XXI yang akan diselenggarakan oleh Universitas Sriwijaya, Palembang.

Pelatih Tim ALSA LC Unsyiah menambahkan agar prestasi ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan ke depannya oleh generasi-generasi penerus. “Triknya sebenarnya belajar dari kesalahan selama di kompetisi peradilan semu, usaha lebih keras, dan doa. Tidak lupa pula kekompakan delegasi akan lebih melengkapkan, Insya Allah hasilnya baik” tegas Taufan.[]

Editor: Dinda Triani