Beranda Siaran Pers PKM-M Mager Unsyiah Gelar Senam Massal

PKM-M Mager Unsyiah Gelar Senam Massal

(Dok. Panitia)

Siaran Pers | DETaK

Darussalam-Tim Pekan Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M)  Mari Gerak (MAGER) Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), yang beranggotakan Teuku Alhafizh Umar, Rahmad Syarifuddin, Nurrizki Shafira, Nabila Arshadina dan Muhammad Yahya telah melaksanakan kegiatan senam massal di Desa Tungkob pada Minggu, 24 Juni 2018.

Kegiatan ini bertujuan untuk Mencegah Post Power Syndrome (PPS) pada pekerja di Desa Tungkob. Sebelumnya, kegiatan senam massal ini merupakan kegiatan lanjutan dari sosialisasi yang telah dilaksanakan pada Selasa, 29 Mei 2018 di Meunasah Tungkob.

Post power syndrome umumnya terjadi pada orang-orang yang hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalunya (karier, kecantikan, kecerdasan, atau hal yang lain) yang dapat menyebabkan penderita sulit memandang realita yang ada saat ini. Kegiatan senam massal ini dapat menjadi aktivitas rutin mingguan yang dilakukan oleh masyarakat, terutama bagi pekerja yang hampir pensiun untuk selalu bergerak untuk kebugaran jasmani dan rohani.

Kegiatan senam massal ini mendapatkan tanggapan positif dari sejumlah pihak yang mengikuti kegiatan senam massal tersebut.

“Senam ini selain membuat tubuh bugar juga dapat membuat pikiran menjadi rileks. Dilihat dari semangat peserta-pesertanya yang sangat tinggi dalam mengikuti senam dan mendengarkan instruksi dari kami. Saya harap warga Tungkob tetap semangat sampai senam massal berikutnya dan bisa terus melakukan senam secara mandiri,” ujar Upik selaku instruktur senam.

“Kegiatan ini bagus sekali dan sangat bermanfaat, sehingga kami ingin menjadikan kegiatan senam ini sebagai kegiatan rutinitas yang dilakukan seminggu sekali,” ujar ibu Marlyandriani selaku ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Demi keberlanjutan kegiatan senam massal berikutnya, tim PKM-M berharap agar kegiatan senam massal ini terus dipadati oleh masyarakat agar masyarakat dapat terbiasa dengan aktivitas gerak sehingga bahaya post power syndrome dapat dicegah sedini mungkin. []

Editor: Maisyarah Rita