Beranda Siaran Pers Mahasiswa KKN Unsyiah Bersihkan Makam Ulama Bersama Pemuka Agama

Mahasiswa KKN Unsyiah Bersihkan Makam Ulama Bersama Pemuka Agama

(Dok. Pribadi)
loading...

Siaran Pers | DETaK

Sabang– Sebanyak sebelas orang mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Revolusi Mental (RM) 2019, melakukan kegiatan pembersihan makam ulama setempat bersama dengan pemuka agama dan masyarakat, pada Senin, 07 Juli 2019.

Makam ulama tersebut terletak di Kota Sabang, tepatnya di Gampong Kuta Barat, Kecamatan Sukakarya. Makam ulama ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, dan masyarakat setempat menyebut makam tersebut dengan makam Nyak Pom Pom. Terhitung  jumlah makam ulama yang tersebar di Kota Sabang ada 44 makam.

loading...

Farzad Ichsani Fuady, selaku ketua kelompok 11 dari KKN RM yang bertempat di Gampong Kuta Bawah Barat, menyatakan bahwa kegiatan pembersihan makam ulama ini merupakan salah satu momentum bagi mahasiswa untuk mengenal sejarah yang ada di Kota Sabang.

“Kegiatan pembersihan ini sangat bermanfaat terutama untuk mengetahui sejarah makam-makam para ulama di Kota Sabang yang tidak diketahui oleh masyarakat setempat. Selain itu juga, kegiatan ini sangatlah sesuai dengan konsep Gerakan Indonesia Bersih yang menjadi salah satu program utama di KKN Revolusi Mental ini,” tuturnya.

Di sisi lain, Nursyah, selaku tokoh agama setempat, menyatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi mahasiswa/i KKN RM yang masih peduli terhadap salah satu peninggalan sejarah yang ada di Kota Sabang ini dengan cara membersihkan area makam ulama tersebut.

“Saya berharap agar para pemuda/i lebih mau memperhatikan sejarah yang terdapat di lingkungan sekitar, khususnya makam ulama yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Menurut informasi yang didapat, makam ini baru saja dialokasikan kembali oleh Pemerintah Kota (Pemko) Sabang sekitar lima tahun yang lalu, namun perlu adanya perawatan secara intensif dan berkala agar salah satu peninggalan sejarah ini dapat terjaga dan ceritanya dapat diketahui sampai ke generasi selanjutnya.[]

Editor: Cut Siti Raihan