Beranda Puisi Musabab karena Teluh

Musabab karena Teluh

BERBAGI
Ilustrasi (Sumber: Google)

Karya Putri Septianti

Musabab karena teluh aku di sini

Teluh itu tertancap tepat di liang-liang pesakitan

Iklan Souvenir DETaK

dari tempat keramat, engkau masih dapat melihat

bahwa teluhmu terhunus dalam raga yang masih tertegak

Paginya aku tertawa seolah debu tak pernah menempel pada kaca,

dan malamnya aku meronta-ronta meraungkan kepedihan dosamu,

Yang kalau dingin aku berselimut pengharapan patah

dan saat panas cuma kudapati tubuh mangap-mangap kegerahan

Setelah lama teluhmu terhujam dengan sebuah tombak baja

Sedikit demi sedikit kau siramkan solar hitam pada lelehan luka sobek

Aku menyeringai menahan tawa yang tersekat dalam geram

Aku melihatmu untuk yang pertama, setelah seabad berjalan masa.

Burung merpati terbang jauh berkelana, lalu singgah dihadapku

Rusukku meringkih

Banda Aceh, 13 Januari 2016

Penulis adalah Putri Septianti, mahasiswi semester V di Prodi PBSI Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Editor: Riska Iwantoni