Beranda Headline Dari UP3AI Unsyiah untuk Indonesia

Dari UP3AI Unsyiah untuk Indonesia

BERBAGI
Syakir Daulay (Dok. Pribadi)

Opini | DETaK

Oleh Syakir Daulay

Syakir Daulay (Dok. Pribadi)
Syakir Daulay (Dok. Pribadi)

Unit Pengembangan Program Pendamping Mata Kuliah Agama Islam (UP3AI) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan program akademik dalam bentuk pendampingan kepada seluruh mahasiswa baru Unsyiah selama 2 semester sebagai prasyarat untuk dapat mengambil mata kuliah Agama Islam. Dengan kata lain, Jika Program UP3AI ini tidak lulus maka mata kuliah Agama Islam juga tidak akan lulus.

Iklan Souvenir DETaK

Program UP3AI ini terdiri dari 3 paket yaitu Program Iqra’ (belajar baca Al-quran), kemudian program Praktek Ibadah (tata shalat wajib dan sunnah, thaharah dan tahyiz mayit) dan Program Mentoring. Dalam UP3AI ini juga diadakan diskusi – diskusi agama serta pemberian materi agama sesuai dengan silabus yang telah ditetapkan oleh pengurus UP3AI. Materi materi agama disampaikan oleh mentor yang diambil dari kalangan mahasiswa yang juga mendapat pembinaan dari ustadz. Sehingga mentor punya bekal untuk mengajar santrinya baik program iqra’, praktek ibadah dan mentoring. Dan UP3AI ini dibuat per kelompok. Dan setiap kelompok dibuat sekitar 10 – 12 0rang. Hal ini sangat membantu keefektifan dalam proses belajar mengajar.

Program UP3AI ini mendapat dukungan penuh dari civitas akademika Unsyiah terutama pimpinan kampus jantung hatee Rakyat Aceh yang dalam hal ini Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. Rektor mengatakan bahwa alumni Unsyiah harus mampu membaca Al-Quran dan mengerti sedikit banyaknya ilmu agama, termasuk tata krama dan akhlak sehingga bisa menjadi contoh ditengah – tengah masyarakat setelah dilepas dari Universitas Jantung Hati Rakyat Aceh itu. Setelah di Universitas, alumni akan mengabdi ditengah tengah masyarakat, nah mereka perlu meningkatkan moral dan etika sehingga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan menjadi contoh,” Kata Rektor. (Suara Darusssalam – Edisi II – Oktober 2013). Belum lagi beberapa pidato rektor di setiap kegiatan kemahasiswaan yang selalu mengungkapkan karakter, norma dan etika mahasiswa yang perlu diperbaiki.

Saya sebagai mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang tercatat sebagai salah satu mentor pada program UP3AI ini merasa punya tangung jawab yang lebih besar. Selain terus berbenah untuk memperbaiki diri sendiri, kita juga mempunyai tanggung jawab atas moral mahasiswa Unsyiah pada umumnya dan santri yang kita bina yaitu mahasiswa baru pada khususnya. Karena tugas seorang mentor bukan hanya menyalurkan atau mentransfer ilmu kepada santrinya. Seorang mentor juga harus bisa menjadi seorang abang / kakak yang mempunyai tanggung jawab kepada karakter adik adiknya, sebagai orang tua yang mempunyai tanggung jawab terhadap karakter dan moral anak anaknya, dan sebagai guru yang mempunyai tanggung jawab terhadap karakter murud – muridnya.

Dan melihat fenomena karakter dan moral mahasiswa saat ini yang sebagian kurang peduli terhadap pengetahuan agama dan kurang peduli terhadap sosial masyarakat, maka saya sebagai mahasiswa dan juga sebagai warga negara Indonesia mengharapkan program program seperti UP3AI sangat dibutuhkan dalam pendidikan Indonesia mulai dari Pendidikan Dasar, Menengah, sampai perguruan tinggi. sehingga mahasiswa Indonesia diharapkan mengerti moral dan etika serta bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari. Karena pembinaan karakter melalui pendampingan membuahkan hasil yang lebih baik dari pada hanya mendapatkannya di dalam ruangan kelas.

Ada beberapa alasan yang membuat saya berharap program ini bisa diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Indonesia saat ini merupakan negara yang krisis moral sehingga sangat dibutuhkan masyarakat dan pemimpin yang bermoral dan berkarakater. (Sumber : SINDONEWS.COM – 14 Maret 2014)
  2. Saat ini Indonesia termasuk negara Darurat Pendidikan Karakter. Dan saya yakin program sejenis UP3AI merupakan bagian dari pendidikan karakter.
  3. Meski merupakan negara yang mayoritas muslim terbesar di dunia, Namun hanya 0,5 % umat Islam di Indonesia yang mampu membaca Al-Quran dengan baik (Sumber : republika.co.id – 16 Juni 2016).
  4. Dilihat secara kuantitatif, porsi pendidikan agama di sekolah memang hanya 3 jam untuk SD dan 2 jam untuk SMP dan SMA /K, dengan tuntutan pencapaian standar kompentensi lulusan yang ditetapkan dalam Permen Diknas Nomor 23 Tahun 2006 (Sumber : Permen Diknas No. 23 Tahun 2006). dan menurut saya ini masih belum cukup dalam mempelajari Ilmu Agama lebih banyak.

Itulah beberapa alasan saya sehingga berharap program sejenis UP3AI diterapkan dalam pendidikan untuk mewujudkan masyarkat Indonesia yang mempunyai karakter. Apalagi kita melihat Visi Indonesia tahun 2045 yang bertepatan 100 tahun atau 1 abad kemerdekaan Indonesia adalah Indonesia menjadi negara Maju, Kuat, Mandiri, Adil dan Sejahtera. Semua Visi Indonesia diatas bisa di capai jika mahasiswa atau pelajar saat ini sebagai generasi penerus pemegang pucuk pimpinan dan calon pengambil kebijakan pada negeri ini dibekali dengan pendidikan karakter.

Saya berharap pada tahun 2045, masyarakat Indonesia mempunyai karakter, moral dan menjunjung tinggi nilai nilai pancasila dan agama. Diharapkan, dengan adanya perbaikan pada aspek karakter, moral dan etika akan memberikan perbaikan pada aspek lainnya seperti Ekonomi, Politik, Hukum, Sosial Budaya sampai ke cita cita Negara Kesatuan Republik Indonesia ini yaitu masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Pelajar dan mahasiswa Indonesia jangan hanya dibekali dengan pendidikan kompetensi akademik, tapi harus dibarengi dengan pendidikan karakter. Karena Pendidikan karakter diibaratkan seperti Padi dan Pendidikan Kompetensi diibarakatn rumput. Menanam padi pasti tumbuh rumput sedangkan menanam rumput sangat mustahil bisa tumbuh padi.

Insya Allah kalau Indonesia bisa menerapkan pendidikan karakter dengan program UP3AI atau program yang sejenis saya yakin Indonesia akan bisa mewujudkan impian. Program ini telah terbukti di Universitas Syiah Kuala sebagai kampus jantung hatee rakyat aceh. Saya sebagai mentor yang sedikit banyaknya tahu kondisi mahasiswa dibidang membaca Alquran, pengetahuan agama dan karakter yakin program seperti ini sangat membantu. Unsyiah Bisa, Indonesia Bisa.

Mari kita sama sama berperan mewujudkan masyarakat Indonesia yang mempunyai karakter unggulan, etika dan moral yang menjunjung tinggi nilai nilai pancasila dan agama sehingga Indonesia pada tahun 2045 akan menjadi negara yang di segani dan menjadi negara percontohan baik dari Aspek karakter, etika dan moral masyarakatnya dan tentu pada aspek lainnya seperti aspek pendidikan, aspek ekonomi, sosial masyarakat, hukum yang adil dan lain sebagainya.[]

Penulis adalah Syakir Daulay, mahasiswa Fakultas Pertanian, Prodi Teknik Hasil Pertanian Universitas Syiah Kuala 2012.

Editor: Riska Iwantoni