Beranda Headline Unsyiah Mulai Tegas Pagari Wilayah si Jantong Hatee

Unsyiah Mulai Tegas Pagari Wilayah si Jantong Hatee

BERBAGI
Dok. DETaK

Tri Hanstama Nogie Arif [AM] | DETaK

Darussalam – Tahun 2016 Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) semakin tegas untuk memagari diri dari lingkungan sekitar. Pagar yang dibangun guna membatasi wilayah kampus Unsyiah dengan daerah di sekitar seperti Gampong Kopelma, Gampong Rukoh dan Gampong lain sekitarnya.

Langkah-langkah dalam pemagaran ini sudah terlihat sekitar 2 tahun lalu, saat tembok pemisah dibangun di sekitar Fakultas Ekonomi dan Lab School Unsyiah yang memisahkan jalan Inong Balee dengan wilayah kampus Unsyiah.

Iklan Souvenir DETaK

Hal ini disayangkan beberapa pihak terutama warga sekitar dan sebagian mahasiswa yang bermukim di daerah sekitar. Mengingat jalur  pemagaran termasuk jalur akses jalan utama menuju kampus Unsyiah dan  UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Semester ini upaya pemagaran itu semakin gencar dilakukan dengan dibangunnya pagar besi dan tembok pada beberapa titik, seperti jalan Inong Balee dan lingkar kampus. Beberapa hari yang lalu pagar besi ini ditutup dan mengakibatkan lalu lintas cukup terganggu karena banyak dari pengguna jalan terpaksa beralih jalur. Kurangnya sosialisasi terhadap kebijakan ini membuat banyak orang yang bertanya-tanya maksud dan tujuan buka-tutup gerbang.

“Saya sangat terganggu dengan ditutupnya pagar besi ini, saya tidak tahu apa maksudnya pagar ini dibuat dan ditutup, saya sering lewat dari jalan ini (jalan Inong Balee) karena ditutup saya terpaksa harus memutar arah,” ungkap Sayyidul Fath, salah seorang mahasiswa yang tinggal di wilayah Inong Balee.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang warga yang merupakan salah pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di sekitar jalan Inong Balee.

“Dengan ditutupnya gerbang ini berdampak kepada warga terutama pelaku usaha baik seperti perdagangan toko dan sebagian juga kos-kosan. Jika gerbang ini ditutup bisa-bisa kos-kosan tidak jalan. Kalau bisa jalan keluar ditambah lagi agar, bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan bencana seperti tsunami maka warga disini tidak bisa keluar, ujungnya jatuh banyak korban,“ keluh Armadi, salah satu warga di Inong Balee.

Saat detakusk.com mengkofirmasi ke Birokrat Kampus unsyiah, Husni Friady selaku Kepala Humas Unsyiah mengungkapkan bahwa pemagaran ini merupakan program yang sudah lama direncanakan dan baru terelalisasi pada tahun ini.

“Hal ini sudah lama digagas, alasanya untuk menjaga kebersihan, menghidupkan jalan lingkar kampus, dan menjaga dari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti orang pacaran. Kita menjaga agar kawasan kampus tidak dibuat hal seperti itu. Gerbang akan dibuka saat waktu kuliah dan ditutup saat jam kuliah telah selesai, sekitar jam 19.00 WIB. Hal yang sama akan dilakukan pada jalan masuk seperti di fakultas teknik dan pertanian,” jelasnya.[]

Editor: Maisyarah Rita