Beranda Headline Sosialisasi SPP Kurang Efektif, Mahasiswa Salah Bayar

Sosialisasi SPP Kurang Efektif, Mahasiswa Salah Bayar

BERBAGI

Iqbal Perdana | DETaK

Sejumlah mahasiswa sedang mengantre pembayaran SPP di Bank Mandiri Kantor Cabang Unsyiah, Rabu (18/01/2012) siang. (Foto: Mirza/DETaK)
Iklan Souvenir DETaK

Darussalam – Sosialisasi Pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) semester genap 2012  dinilai  masih kurang efektif. Akibatnya,  mahasiswa masih  salah pada saat membayar SPP.

Hal itu setidaknya dialami Joni, mahasiswa non reguler semester lima Fakultas Hukum Unsyiah.  Ia mengaku bingung dengan sistem pembayaran SPP Unsyiah semester ini.

Perubahan yang membuat Joni bingung adalah soal bank yang digunakan untuk melakukan pembayaran SPP. Tahun-tahun sebelumnya, pembayaran SPP untuk semua mahasiswa dilakukan melalui Bank BNI. Sedangkan mulai tahun ini, pembayaran sudah dibagi menjadi dua jalur, yaitu untuk mahasiswa reguler melalui Bank BNI, sedangkan mahasiswa non reguler mesti menggunakan Bank Mandiri.

Hal inilah yang kemudian dianggap oleh Joni kurang tersosialisasi dengan baik. “Saya sempat salah tempat pada saat membayar SPP,” ujar Joni saat dihubungi DETaK via telepon selularnya, Rabu (18/1/2012).

Ceritanya, Joni telah mengantre pembayaran SPP di Bank BNI kantor cabang Unyiah, Senin (16/1/2012) pagi. Tiba-tiba, pada saat sedang menunggu daftar antrean, datang pihak rektorat menempelkan pengumuman bahwa khusus untuk mahasiswa non reguler, pembayarannya harus dilakukan melalui Bank Mandiri. “Sudah capai saya antri, baru ditempel pengumuman itu,” ujarnya.

Joni mengaku kesal dengan pengumuman yang menurutnya telat disampaikan itu. “Saya kecewa karena informasi itu telat di beritahukan (ditempelkan di Bank BNI Kantor Cabang Unsyiah, -red). Padahal saya sudah lama mengantre di situ, ” tambahnya.

Sementara itu, Pembantu Rektor (PR) I Unsyiah, Samsul Rizal, dihubungi terpisah membantah pihak rektorat telat dalam menyosialisasikan informasi pembayaran SPP. ”Informasi telah disebarkan, PR II sudah menyebarkan informasi itu, selebaran-selebaran sudah disebarkan semuanya,” ungkap Samsul.

Menurut Samsul, yang menyebabkan informasi tidak sampai ke mahasiswa adalah rasa kurang peduli dari mahasiswa itu sendiri. “Sudah disosialisasikan, tapi mahasisiwanya yang kurang peduli,” tambahnya. []