Beranda Headline Refleksi dari Sejarah untuk Aceh yang Satu

Refleksi dari Sejarah untuk Aceh yang Satu

BERBAGI
(Sumber: Istimewa)

Nuryani Silalahi [AM] | DETaK

Darussalam – Himpunan Mahasiswa Sejarah (HIMAS) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), kembali menyelenggarakan Seminar Nasional  berjudul, “Daud Beureuh di Mata Tan Sri Sanusi Junid” di Auditorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) lantai III Unsyiah pada Rabu, 30 November 2016,

Seminar Nasional yang bertemakan “Refleksi dari Sejarah untuk Aceh yang Satu,” diikuti sejumlah lebih kurang 500 peserta, yang terdiri dari mahasiswa dan juga kalangan umum. Adapun tujuan diselenggarakannya acara seminar ini, ialah untuk mengingat kembali sejarah Aceh tentang Daud Beureuh yang simpang siur.

Iklan Souvenir DETaK

Dalam acara ini, panitia penyelenggara menghadirkan pemateri langsung dari Malaysia, yaitu Tan Sri Sanusi Junid sendiri, yang merupakan politisi terkemuka Malaysia asal Aceh. Tan Sri Sanusi Junid menikah dengan cucu dari Daud Beureueh, ia memiliki peran besar terhadap kehidupan masyarakat Aceh di Malaysia, hal itu dibuktikan dengan status jabatan yang pernah dipangkunya, yakni sebagai ketua Ikatan Masyarakat Aceh Malaysia (IMAM).

Ketua pelaksana acara sekaligus ketua Umum HIMAS, Muammar, mengharapkan melalui kegiatan seminar ini, masyarakat Aceh bisa melihat dan menjadikan tolak ukur bagaimana perjuangan pendahulu Aceh dalam berjuang untuk negerinya, seperti halnya Daud Beureueh yang rela dianggap sebagai pemberontak oleh pemerintah pusat, hanya untuk mengimplementasikan hukum syariat islam di bumi Aceh.

“Jangan melihat sebuah masalah dengan menggunakan kacamata kuda, yaitu melihat dengan satu arah. Jikalau kita menggunakan kacamata kuda, kita akan mengatakan Daud Beureueh sebagai pemberontak, tapi mari kita melihat dari sisi yang lain, bagaimana niat dan sosok dari Daud Beureueh sebenarnya,” komentar Muammar.[]

Editor: Maisyarah Rita