Beranda Headline Mahasiswa Se-Aceh Mengamuk di Peksimida XI

Mahasiswa Se-Aceh Mengamuk di Peksimida XI

BERBAGI

Al-Mukarramah | DETaK

(Foto: Bayu Septi Mingga/DETaK)

Darussalam – Pengumuman hasil penilaian juri untuk tangkai acara pekan seni mahasiswa daerah (Peksimida) XI yang berlangsung di event hall Gedung Dayan Dawood berakhir ricuh, Jumat (1/6/2012).

Kericuhanan tersebut berawal dari adanya indikasi bahwa telah terjadi kecurangan antara panitia dan dewan juri, dimana saat juri mengumumkan tiga tangkai lomba, diantaranya lomba tari, seriosa mengalami ketidakcocokan  nama dan nomor undian peserta yang disebut sebagai pemenang.

Iklan Souvenir DETaK

Pembacaan hasil penilaian yang mengalami beberapa kali kekeliruan tersebut, membuat peserta dan mahasiswa emosi sehingga tanpa dikomandoi beberapa penonton yang hadir mulai memanasi suasana dengan berteriak. “Semua hasil itu manipulasi panitia yang menginginkan tuan rumah sebagai peserta, maka tanpa sengaja akal busuk mereka ketahuan,” ujar Junaidi, salah seorang mahasiswa Universitas Samudera Langsa.

Massa mulai kalap dengan keputusan yang tidak kunjung selesai dan mulai melakukan aksi perusakan terhadap sejumlah fasilitas gedung tersebut dan melempari botol air mineral ke arah panitia.

Selain melepaskan spanduk acara secara paksa dan buffet yang digunakan pada saat penjurian berlangsung, beberapa mahasiswa juga mengejar panitia hingga keluar gedung.

Salah seorang panitia, Kasmara Jaya sempat menjadi bulan-bulanan mahasiswa dan menarik paksa Kasmara Jaya ke dalam gedung kendati ia berusaha kabur dari desakan mahasiswa yang menuntut kejelasan hasil pengumuman tadi.

Massa mulai kondusif sesaat setelah kehadiran Rusli Yusuf, pembantu rektor III Unsyiah  dan beberapa anggota polisi yang berpakain preman. Rusli mengajak seluruh ketua kontigen dari universitas untuk berdiskusi, “Saya belum tau titik permasalahan ini, mari kita berunding untuk menyelesaikan permasalah tadi,” ujar Rusli.

Dalam perundingan tersebut, salah seorang dosen dari Unimal menuntut adanya transparansi dalam penilaian dan tidak terjadi kecurangan dalam kegiatan itu “Kita mengharapkan bibit unggul yang maju untuk mewakili Aceh ditingkat nasional benar-benar melalui proses yang telah ditentukan,” ujar dosen tersebut.

“Panitia tidak tegas, Kesalahannya bukan satu dua kali saja, ini yang tidak bisa kami terima dan menurut hemat saya, sebaiknya diulang semua dan untuk melihat bagaimana sistem kinerja  yang sebaik-baiknya. Apakah ada permainan dibalik semua ini untuk memenangkan tuan rumah sendiri . kami di sini dari daerah, kenapa harus dibuat seleksi seperti ini. Kami tidak cari juara, kami cari sportifitas,” ujar Junaidi.

Maka setelah perundingan tersebut, panitia akan menunda pengumuman juara yang menjadi permasalahan itu, “kita akan mengundang PR3 masing-masing universitas, pihak juri dan Ketua Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Aceh, untuk memutuskan kelanjutan hasil Peksimida ini,” ujar Rusli.[]