Beranda Headline Kronologis Lengkap Kericuhan Pemira Unsyiah

Kronologis Lengkap Kericuhan Pemira Unsyiah

BERBAGI

Sulistiono | DETaK

(Foto: Kahirul Mubaraq/DETaK)

TPS Fakultas Hukum

BEM FH dan Himahusi melarang penempatan pos pencoblosan di Fakultas Hukum. Oleh karna itu, KPPS FH yang dikomandoi oleh Hiriani mendirikan TPS di depan RKU 1. Kemudian masa yang mengatasnamakan BEM FH datang dan membubarkan TPS di depan RKU 1. Menurut ketua TPS FH, Hiriani, “BEM FH melarang pemira di fakultas itu dan mengatakan silahkan mendirikan TPS di tempat lain,” ujar Hiriani. Hiriani menambahkan, “KPPS kemudian mendirikan TPS di depan RKU 1, namun pihak BEM tetap membubarkan TPS dan disaksikan tiga satpam dan seorang menwa.”

Iklan Souvenir DETaK

TPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Hal serupa juga terjadi di FKIP, BEM FKIP membubarkan TPS yang ditempatkan di depan gedung FKIP. Mereka juga memboikot pemira dan melarang mendirikan TPS di FKIP.

TPS Fakultas Teknik

Sedangkan TPS Teknik, KPPS menempatkan TPS di belakang RKU 4. Karna BEM Fakultas Teknik melarang penempatan TPS di lingkungan FT, hal itu disetujui oleh Pembantu Dekan III FT, Ilham Maulana. Ilham maulana turut mengawal jalannya pemungutan suara. “Saya tidak ada berurusan dengan pemira, karena ini (pemira -red) urusannya universitas. Saya berada di sini karena ada mahasiswa saya dan saya tidak ingin mahasiswa saya terjadi kenapa-kenapa.”

Saat detakusk.com mengkonfirmasi Ilham Maulana tentang penundaan pemira, Ilham langsung menghubungi Pembantu Rektor III, Rusli Yusuf.  “Setelah PR III berkonsultasi dengan pema, maka pema merekomendasikan mengentikan pemira untuk sementara waktu,” ujar Ilham meniru PR III.

Karena PR III merekomendasikan agar pemira ditunda, Ilham memerintahkan satpam untuk membubarkan TPS dan mengamankan surat suara.

Sementara satpam mengemas kembali surat suara, masa dari BEM FKIP datang mempertanyakan keadaan yang sedang berlangsung itu. BEM FKIP heran dengan ketua KPPS yang menempatkan kotak suara untuk FT di lingkungan FKIP. Ilham yang masih berada di lokasi langsung menjelaskan perihal yang terjadi kepada BEM FKIP. BEM FKIP akhirnya paham dan menyetujui pembubaran TPS tersebut.

Mobil avanza silver yang membawa surat suara dari RKU 4 itu, seketika dihadang oleh gabungan BEM Unsyiah yang dikomandoi oleh Hermanto.Gabungan BEM tersebut menghadang mobil yang membawa surat suara karena curiga ada surat suara di dalam mobil itu.

Mereka berang dan menggedor-gedor pintu mobil, memaksa pengendara agar membuka pintu dan mengeluarkan kotak suara. Akhirnya pengendara mobil membuka pintu, oleh gabungan BEM langsung mengambil kotak suara dan membakar surat suara itu.

TPS Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lalu masa bergerak menuju FMIPA untuk memastikan tidak dilakukannya pemungutan suara. Di sana masa berhasil mengambil kotak suara dan isinya. Kemudian langsung dibakar di depan fakultas itu. Sebelumnya, menurut PD III FMIPA, “sempat berlangsung pemungutan suara. Namun, setelah mendapatkan instruksi dari PR III pemira pun dihentikan sementara,” ujarnya. Ia mengaku kecewa dengan aksi pembubaran paksa TPS di fakultas itu.

TPS Kelautan

Selanjutnya masa pun langsung bergerak ke Koordanator Kelautan dan Perikanan. Mereka ingin mengambil kotak suara yang ada di fakultas itu, namun gagal. Masa hanya mendapatkan data pemilih pada FMIPA dari Jurusan Matematika.

Kronologi kericuhan di FK

Masa yang tergabung dari beberapa BEM bergerak ke Fakultas Kedokteran setelah sebelumnya melakukan pemeriksaan di Fakultas Kedokteran Hewan.

Masa memasuki lingkungan Fakultas Kedokteran sekitar pukul 11.00 Wib. Mereka memeriksa proses pemira di fakultas tersebut. Tapi, pada saat itu pemira telah di hentikan. Masa kemudian mencari surat suara, namun mereka tidak mendapatkan surat suara tersebut. Selang beberapa menit, sekelompok masa yang tidak diketahui identitasnya, datang dengan memakai helm dan membawa kayu, mereka menuju kearah gabungan BEM yang masih di lingkungan FK. Dari pantauan detakusk.com, di sana mereka terjadi keributan. Dari aksi saling lempar batu, hingga baku hantam.

Setelah beberapa menit terjadi kontak fisik antara Forum BEM dan kelompok tersebut, mereka melarikan diri menuju Mushala FK dan menyebar menyelamatkan diri masing-masing.

Massa Menuju ke Biro

Kemudian masa bergerak menuju Biro Rektorat Unsyiah. Di sana mereka disambut Pembantu Rektor III Unsyiah, Rusli Yusuf. Setelah beberapa menit berbicara di depan Forum BEM dan DPM, PR III menerima tuntuntan tersebut. Seperti diketahui, mereka menuntut Pemira Unsyiah 2012 ditundan dan dilakukannya sidang umum ulang.[]