Beranda Headline JMK: Gerakan Mahasiswa Harus Mampu Mengawal Kebijakan Pemerintah

JMK: Gerakan Mahasiswa Harus Mampu Mengawal Kebijakan Pemerintah

BERBAGI
Ilistrasi (Sumber: Google.com)

Banda Aceh – Ketua Jaringan Mahasiswa Kota (JMK) Nanda Topan, mengatakan, gerakan-gerakan mahasiswa harus mampu mengawal kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah.

“Gerakan mahasiswa harus mampu mengawal kebijakan pemerintah. Kita bisa melihat permasalahan kemiskinan maupun kesejahteraan di Aceh,” kata Nanda Topan dalam diskusi Lintas Aktivis Mahasiswa, di Banda Aceh, Minggu, 29 November 2015.

Menurutnya, walaupun saat ini pergerakan mahasiswa sudah mulai berkurang atau minim. Akan tetapi yang paling penting adalah gerakan mahasiswa harus dilakukan secara kolektif, sehingga mampu dalam mengawal isu yang timbul.

Iklan Souvenir DETaK

Topan mengatakan, pergerakan dan oganisasi mahasiswa harus mengilangkan ego dan warna gerakan satu sama lain, agar bisa bersatu. Kerena, sambungnya, mahasiswa saat ini sudah moderen (ikut perkembangan zaman) dan begitu juga dengan kampus.

Meskipun demikian, ia mengajak dan menghimbau kepada mahasiswa yang ada gerakan mahasiswa untuk tetap menciptakan rasa kebersamaan.

“Kita harus tetap konsisten, demi membangun (menciptakan) aktivis kekinian demi mencapai perubahan bersama,” tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah Muhammad Hamzah yang mengatakan pergerakan mahasiswa yang sudah berkurang. “Pergerakan mahasiswa sudah berkurang, tidak semasif dulu,” ujarnya.

Menurut Hamzah, mahasiswa baru melakukan aksi jika suatu isu itu sudah diangkat di tingkat nasional.

“Dulu bergerak dari hati demi perubahan, sekarang sudah beda,” katanya.

Ia mengatakan sifat hedonis lah yang menjadi penyebab mahasiswa mulai berkurang dan enggan melakukan aksi gerakan. Mahasiswa sekarang, lanjutnya, lebih suka bersenang-senang, sehingga tidak lagi dengan masyarakat sekitarnya.

“Sifat hedonis yang kental, sehingga mahasiswa sulit diajak (melakukan gerakan),” ungkapnya.

Ia juga menjelakan, zaman sekarang mindset mahasiswa sudah berbeda. Jika akan melakukan sesuatu mahasiswa akan terlebih dahulu memikirkan imbalan (reward) dan uang. “ini yang sudah berbeda,” sesalnya.[]

Editor: Riska Iwantoni