Beranda Headline Perspektif Berorganisasi Mahasiswa yang Berseberangan dengan Realita Ormawa

[Infografik] Perspektif Berorganisasi Mahasiswa yang Berseberangan dengan Realita Ormawa

BERBAGI
Infografik tanggapan pengurus/ketua UKM/Ormawa di Unsyiah

Tim Riset & Data | DETaK

Darussalam – Sebagai Universitas negeri, tentunya Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memiliki sejumlah organisasi mahasiswa (Ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sesuai fungsinya, ormawa maupun UKM harusnya menjadi tempat berkumpul sekaligus menjadi wadah pembentukan karakter mahasiswa, terlepas dari kaitan akademik mahasiswa di bangku perkuliahan. Namun, permasalahan yang dihadapi saat ini ialah kurangnya kesadaran mahasiswa untuk bergabung dan aktif dalam berorganisasi.

Tim riset dan data UKM Pers DETaK melakukan riset terkait minat mahasiswa untuk bergabung dalam ormawa maupun UKM. Riset ini dimulai sejak tanggal 4 Maret 2018 hingga 1 April 2018.

Iklan Souvenir DETaK

Dalam riset ini, mahasiswa Unsyiah angkatan 2016 dan 2017 yang menjadi responden dengan jumlah sebanyak 60 mahasiswa melalui penyebaran kuisioner. Selain itu, tim riset dan data UKM Pers DETaK melakukan pengambilan sampel data terhadap 10 ketua UKM dan Ormawa melalui teknik wawancara.

Infografik Penilaian Mahasiswa Terkait Pentingnya Berorganisasi

Berdasarkan lima kriteria yang diberikan yaitu: sangat penting, penting, sedang, kurang penting dan sangat tidak penting, keseluruhan mahasiswa menjawab dua kriteria dari lima kriteria tersebut yaitu sangat penting dan penting. Sebanyak 50% mahasiswa menyatakan bahwa sangat penting seorang mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi sedangkan 50% lainnya mengatakan penting.  Selaras dengan penilaian tersebut, 98% mahasiswa Unsyiah menilai secara positif bahwa mengikuti suatu organisai merupakan suatu hal yang penting. Seperti dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun organisasi mahasiswa lainnya. Sedangkan, 2% lainnya menilai bahwa mengikuti kegiatan berorganisasi merupakan hal yang tidak penting. Hal ini dapat dilihat melalui infografik bagian tengah. Namun, dari 98% mahasiswa yang menyatakan bahwa kegiatan berorganisasi penting, hanya 83% mahasiswa yang turut aktif berpartisipasi dalam keanggotaan, sedangkan 17% sisanya tidak aktif.

Selain itu, untuk melengkapi data diatas, dilakukan wawancara langsung dengan pengurus ataupun ketua Ormawa/UKM.

Infografik tanggapan pengurus/ketua UKM/Ormawa di Unsyiah

Berdasarkan infografik di atas, diketahui bahwa penilaian pengurus ataupun ketua UKM tidak sejalan dengan penilaian mahasiswa tentang pentingnya untuk bergabung dalam organisasi. Hal ini dikarenakan minat mahasiswa pada Ormawa/UKM hanya meningkat sebanyak 30% dan menurun drastis hingga 70%.  Diketahui bahwa yang sering menjadi permasalahan dalam setiap perekrutan anggota baru yaitu Ormawa/UKM terkendala dalam hal pendanaan dan tempat perekrutan.

“Untuk UKM Putro Phang (PP) saat Open Recruitment mengalami masalah di bagian dana. Untuk tahun ini, UKM PP mengalami penurunan yang sangat besar bagi pendaftar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunannya sekitar 40%,” ungkap ketua umum UKM Putroe Phang, M. Arif Rahman.

Sebanding dengan UKM Putroe Phang, UKM Catur pun mengalami masalah yang sama saat masa perekrutan anggota baru ditambah dengan kurangnya minat mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi.

“Untuk UKM Catur mengalami masalah pada kurangnya minat mahasiswa untuk bergabung, dan untuk yang mendaftar mengalami penurunan dari tahun ini ke tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya mencapai 30 orang, maka tahun ini hanya 10 orang,”  ungkap anggota latih tanding UKM Catur, Indah Afriani.[]

Editor: Novita Sary Saputri