Beranda Headline Griya Schrizofren Adakan Seminar Kejiwaan

Griya Schrizofren Adakan Seminar Kejiwaan

BERBAGI
Foto bersama usai acara seminar. (Achmad Julio/DETaK)

Achmad Julio | DETaK

Foto bersama usai acara seminar. (Achmad Julio/DETaK)
Foto bersama usai acara seminar. (Achmad Julio/DETaK)

Darussalam – Komunitas Griya Schizofren (Social, Humanity, Friendly) Aceh melaksanakan kegiatan seminar kejiwaan dengan tema “Bersahabat dengan Orang Gangguan Jiwa” di Ruang Seminar Lantai 1 Gedung Perpustakaan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Rabu, 10 Juni 2015.

“Seminar dilaksanakan karena melihat keadaan lingkungan masyarakat sosial di Aceh yang sulit untuk mempercayai dan menerima mereka (orang dengan gangguan jiwa-red), padahal mereka mempunyai kemampuan yang luar biasa dan memberitahukan kepada masyrakat umum tentang kesehatan jiwa yang umumnya semua orang berisiko terkena gangguan jiwa tidak terkecuali anak – anak,” Jelas Yeli Sustarina, ketua komunitas Griya Schizofren kepada detakusk.com.

Iklan Souvenir DETaK

Di akhir acara seminar, diadakan lelang barang yang merupakan hasil karya Pasien Binaan Griya Schizofren Aceh, hasil dari lelang tersebut nantinya akan dipakai untuk membantu kegiatan komunitas Griya Schizofren.

“Tujuan dari seminar ini kita akan mebubah mindset masyarakat yang menganggap bahwa orang dengan gangguan jiwa suka marah – marah dan tidak berguna, tetapi di komunitas ini kami melatih mereka agar terampil sehingga mereka dapat bermanfaat dan dapat mengubah mindset orang – orang pada umumnya,” tutur Yeli Sustarina yang juga merupakan mahasiswa aktif Unsyiah Fakultas Keperawatan semester 2 Ko-As.

Turut hadir dalam seminar ini dari pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, Pemerhati Kesehatan Jiwa, Dosen Unsyiah, Pasien Binaan Griya Schizofren Aceh, Duta Mahasiswa BKKBN dan mahasiswa Unsyiah.

”Aceh pada tahun 2013 menempati posisi pertama di Indonesia dengan kasus orang dengan gangguan jiwa, hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu Konflik Aceh yang berkepanjangan, konsumsi ganja yang berlebihan dan bencana alam Tsunami,” Jelas Fauzan, dari perwakilan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh.[]

Editor: Riska Iwantoni