Beranda Headline Bercinta dengan Sastra

Bercinta dengan Sastra

BERBAGI

Sayed Jamaluddin | DETaK

(Foto: Ist)

Darussalam  – Tiba-tiba aku menemukan kata cinta raib dalam buku catatanku

Raib dalam pandanganku, raib pada segala sesuatu

Iklan Souvenir DETaK

Semua kata cinta telah berubah menjadi namamu

Bait di atas hanyalah salah dari banyaknya puisi dalam buku yang ditulis oleh dua sastrawan muda Aceh, Nazar Shah Alam dan Makmur Dimila. Keduanya berasal dari Komunitas Jeuneurob. Selain itu, juga diselingi dengan beberpa puisi pilihan dari anggota Komunitas Jeuneurob lainnya. Di antaranya, Fira Al-Haura, Munawir Syakir, Teuku Muntazar, dan Rahmat Kembali Rohadi.

Buku setebal 92 halaman, dibalut dengan kover berwarna merah kehitaman itu, diluncurkan Selasa sore, 12 Desember 2012 di Rawa Sakti Cafe, Lingke, Banda Aceh. Dalam peluncurannya, juga menghadirkan Muhajir Maop dan Putra Hidayatullah sebagai pembicara. Keduanya merupakan penulis dan penikmat sastra.

Selain itu juga dihadiri penulis-penulis muda lainnya, seperti Ibnu Syahri Ramadhan dari Forum Lingkar Pena, Reza dari Komunitas Kanot Bu, serta juga beberapa penikmat sastra lainnya.

Buku itu berisi puisi-puisi cinta. Bukan hanya kisah cinta romantis, namun kata Nazar Shah Alam, juga diisi dengan pemberontakan cinta dan juga pengkhianantan terhadap cinta itu sendiri. Buku itu berjudul Mashala O Mashala

Di kover belakangnya, Nazar Shah Alam menulis, “sebab penyair mampu mendapatkan kata sejauh-jauh daya maka ia akan meletakkan orang tercinta sejengkal dari matanya.”

Menurutnya, cinta itu bisa memunculkan keberanian. Dengan cinta orang bisa melakukan hal-hal yang tak biasa ia lakukan. “Bisa meloncat dari ketinggian yang tak terhingga, berani membohongi orang tua, dan berani menahan malu,” kata Nazar.

Sementara itu, Makmur Dimila menuliskan, “aku mencintaimu karena tidak mencintai yang lain meski kita telah mencintai.”

Putra Hidayatullah yang hadir dalam peluncuran buku tersebut mengatakan, “lirik-lirik tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan cinta tidak hanya dengan mengucapkan “I LOVE YOU”, tapi dengan menulis puisi sudah membuat sasarannya luluh, barangkali,” kata Putra.

Menurutnya, karya-karya dalam buku itu, cukup membuat pembaca menggigil.

Jika Putra melihat dari segi isinya yang sangat menggigil, maka Muhadzier Maop menilai bagaimana caranya agar buku itu bisa sampai ke tangan pembaca. Ia sangat mengapresiasi keberanian Komunitas Jeuneurob menerbitkan buku itu. Menurutnya, itu merupakan awal yang bagus.

Nazar menceritakan, kover buku itu sengaja didesain dengan warna merah. Karena menurutnya, merah adalah birahi dalam artian semangat. Cinta itu dapat memberikan semangat. “Kami merasa cinta itu juga merah,” katanya.

Sementara warna hijau adalah sebuah bentuk klasik dan damai. “Memilih daun bambu, karena cinta itu adalah hal yang klasik dan tentu mendamaikan, apabila dipandang dari sisi potitif,” kata Nazar.

Ini salah satu puisi yang dijadikan judul dari buku kumpulan puisi karangan Nazar Shah Alah dan Makmur Dimila.

Mashala O Mashala

Antara kau dan aku

Tidak ada

…..

Antara kau dan aku

Hanya ada

…..

Antara kau dan aku

Ada apa?

…..

Mashala o mashala

Buku itu dijual dengan harga Rp. 25.000, dan dapt dipesan di akun facebook Komunitas Jeuneurob di www.facebook.com/komunitas.jeuneurob